Saad juga bercerita, penghasilannya tidak menentu.
“Kadang kala ya gak dapat, seperti kemarin. Kadang kala dapat Rp 15 ribu, kadang kala Rp 10 ribu,” kata Saad.
Biasanya ia mangkal di pom bensin di Pertigaan Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal.
Selain itu juga di Jalan Pala Raya, Mejasem, tepatnya di depan kios penjahit Citra Busana.
Saat ditanya soal tempat tinggal, ia mengatakan saat ini menumpang di kios jahit milik temannya.
Ia sudah menumpang selama empat tahun lantaran tak ada pilihan lain.
Saad bercerita, anak-anaknya tak ada yang mau menerimanya untuk tinggal di rumah, sedangkan sang istri sudah tak ada.
Saad mengatakan, dirinya sangat sedih dan hanya bisa menangis setiap malam.
“Istri sudah tidak ada, anak ada. Tapi saya bisanya cuma nangis. Setiap malam saya nangis batin,” ungkapnya.
Meski begitu, ia ikhlas diabaikan oleh anak-anaknya dan tetap akan memaafkan mereka bila suatu saat mereka mendatangi.
“Sebagai orangtua saya tetap akan memaafkan. Saya ikhlas. Saya juga tidak ingin mencampuri urusan anak-anak saya,” katanya.
Sumber: Tribunnews.com